Samarinda- Pemkot Samarinda terus mendorong realisasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) sebagai solusi pengelolaan sampah sekaligus sumber energi terbarukan. Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menegaskan komitmennya untuk segera mewujudkan proyek ini setelah melakukan kunjungan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Samarinda.
Dalam kunjungan tersebut, Andi Harun mengungkapkan bahwa saat ini terdapat beberapa opsi investasi dan skema kerja sama yang sedang dipertimbangkan, termasuk dari investor asing seperti Malaysia dan Korea Selatan.
PLTSA sebagai Solusi Pengelolaan Sampah dan Energi Bersih
Permasalahan sampah di Samarinda telah menjadi tantangan serius, terutama dengan semakin menumpuknya volume sampah di TPA. Pembangunan PLTSA dinilai sebagai solusi berkelanjutan karena tidak hanya mengatasi masalah sampah, tetapi juga menghasilkan listrik ramah lingkungan.
“Kami berkomitmen untuk mencari solusi terbaik dalam pengelolaan sampah. PLTSA adalah pilihan yang tepat karena selain mengurangi beban TPA, juga menghasilkan energi listrik yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan kota,” ujar Andi Harun.
Minat Investasi dari Malaysia dan Korea Selatan
Pemkot Samarinda telah menerima minat investasi dari beberapa pihak, termasuk grup investor dari Malaysia dan Korea Selatan. Andi Harun mengungkapkan bahwa investor asal Korea, yang dipimpin oleh Mister Kim, telah menyampaikan ketertarikan mereka untuk membangun PLTSA di Samarinda.
“Investor dari Korea ini memiliki pengalaman membangun PLTSA di Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan teknologi modern yang minim polusi dan hemat bahan bakar. Ini sesuai dengan kebutuhan kami,” jelasnya.
Teknologi yang ditawarkan oleh investor Korea disebut lebih efisien dan ramah lingkungan dibandingkan metode konvensional. Dalam waktu dekat, tim investor tersebut akan melakukan presentasi teknis untuk memaparkan rencana pembangunan secara detail.

Opsi Pembiayaan Swasta vs Skema Pemotongan Dana Transfer Daerah
Selain kerja sama dengan investor swasta, Pemkot Samarinda juga mempertimbangkan skema pembiayaan dari pemerintah pusat melalui Kementerian terkait. Namun, skema ini mengharuskan pemotongan dana transfer daerah, yang membuat Wali Kota berpikir ulang.
“Kementerian menawarkan pembangunan PLTSA dengan pembiayaan melalui pemotongan dana transfer daerah. Kami harus menghitung matang-matang, mana opsi yang lebih efisien dan cepat,” ujar Andi Harun.
Ia menegaskan bahwa Pemkot Samarinda akan memilih skema yang paling menguntungkan dari segi biaya, kecepatan pelaksanaan, dan kesiapan teknologi.
Prioritas Efisiensi dan Kecepatan Pelaksanaan
Andi Harun menekankan bahwa Pemkot Samarinda akan mengutamakan efisiensi dan efektivitas dalam memilih mitra kerja sama. Investor yang sudah memiliki pengalaman nyata, seperti grup dari Korea, akan menjadi prioritas.
“Kami ingin proyek ini berjalan cepat tanpa hambatan birokrasi. Jika ada investor yang sudah terbukti berpengalaman seperti tim dari Korea, itu akan menjadi pilihan utama,” tegasnya.
Target Penyelesaian Kajian dan Perencanaan
Pemkot Samarinda menargetkan dalam waktu dekat seluruh kajian teknis dan opsi pembiayaan dapat difinalisasi agar proyek PLTSA segera memasuki tahap perencanaan konkret. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah kota untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Kami berharap dalam beberapa minggu ke depan sudah ada keputusan final. PLTSA bukan hanya proyek infrastruktur, tetapi juga investasi jangka panjang untuk lingkungan dan energi bersih di Samarinda,” pungkas Andi Harun.